Rabu, 08 Februari 2012

Love Februari

Pagi hari di awal Februari, di ruangan kantor saya ada seorang bapak yang sedang menunggu Mas Arif, kakak saya. Ada urusan kerja katanya.
Boleh saya merokok?” tanya Bapak itu memecah keheningan.
Mohon maaf sebelumnya Pak, sebetulnya di ruangan ini area bebas rokok, jawabku, barangkali dengan rasa tidak enak hati.
Oh iya, gak apa-apa Mbak. Biar saya di luar saja, katanya penuh pengertian.
Mohon maaf lho Pak, karena saya ini kurang suka dengan asap rokok, kataku, masih dengan rasa tidak enak hati.
Lho gak apa-apa Mbak, saya lebih suka seperti itu. Langsung ngomong di depan jadi gak nggerutu di belakang.
Sambil menarik kursinya mendekati pintu, beliau menyalakan sebatang rokok. Kemudian melanjutkan pembicaraannya lagi.
Saya ini dulunya gak merokok lho Mbak.
Oh gitu Pak?”
Iya, jadi saya baru merokok itu ketika anak-anak saya sudah besar.
Jadi baru aja ya Pak?”
Iya. Ya gimana ya mbak, lha wong di lingkungan kerja semua pada ngerokok. Nanti kalo gak ikut katanya tidak menghormati. Jadi ya sekarang saya terbiasa merokok.
Sambil tersenyum dan mengangguk pelan saya berkata dalam hati,Hemm, ada yah ternyata orang yang melanggar komitmennya sendiri karena takut tidak dihargai atau dihormati orang lain. Ckckckc..
***
Hari pertama saya di bulan Februari yang sangat luar biasa ini, saya bertemu dengan seorang bapak tadi. Pak Tikno, namanya. Kami membicarakan semua hal. Mulai dari kebiasaan merokoknya, keluarganya, resep masakan, sampai tips kesehatan. 
Pak Tikno memiliki dua orang anak yang sekarang sudah duduk di bangku kuliah. Memiliki istri yang terampil, terlihat dari cerita-cerita Pak Tikno tentang istrinya yang suka bereksperimen dengan masakan. Jarang jajan di luar karena menurutnya terlalu banyak makanan yang tidak sehat dan alami. 
Saya pun dapet bocoran resep Bakso serta nasehat yang membuat saya tersenyum-senyum sendiri sambil membayangkan keluarga kecil yang akan saya bangun. Sarannya, kalau saya sudah berkeluarga nanti jangan sering-sering membeli makanan di luar. Lebih baik bikin saja sendiri, apalagi kalau sudah punya anak. Kata Pak Tikno, "harus pintar-pintar mengolah makanan menjadi menarik untuk anak."
Oke deh Pak Tikno, terimakasih atas cerita dan sarannya. Betul-betul awal tahun yang menginspirasi saya tentang keluarga.

Ssst, dan saya pun langsung membayangkan bagaimana asiknya di dapur bersama suami tercinta kelak. Love February J